Halaman

Jumat, 01 Juli 2011

***AL-QUR'AN DAN BIOLOGI***



--Tanda Pengenal Manusia pada Sidik Jari--

Setiap orang, termasuk mereka yang terlahir kembar identik, memiliki pola sidik jari yang khas untuk diri mereka masing-masing, dan berbeda satu sama lain. Dengan kata lain, tanda pengenal manusia tertera pada ujung jari mereka. Sistem pengkodean ini dapat disamakan dengan sistem kode garis (barcode) sebagaimana yang digunakan saat ini.

*********************************************************

Saat dikatakan dalam Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia secara khusus ditekankan:

"Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an, 75:3-4)

Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.

Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.

Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang....
 
by : Neesha

Rabu, 29 Juni 2011

Kiat Ngapal Quran by Irwan

 
Nurhasanah : ya ya ya... mengganti lagu2 MP3 dengan murattal Qur'an.. yuk mari
Irwan Saputra : : ) I like it..
Nurhasanah : udah berapa juz ni?? :)
Irwan Saputra : hehe.. Sdikit'
Nurhasanah : ckckkcck. hmmm. haha. wkwkwk. ya ya ya
Irwan Saputra : riang x hari ne kak.. ad pa kah gerangan?
Nuhasanah : tak lah, biasa aja. ngapal sana!
Andi Meteor : Mhn petunjukx..!! bgymna carax supaya bsa mghafal Alqur'an.! jka otak kita tdk mampu mghafal.! mhn bimbingan.!
Irwan Saputra : @andi..
Insyaallah smwa mukmin bisa tahfiz Qur'an,
klo kiat2nya, yg ane lakuin, ad bbrapa point:
1.       Utk mudah mnghafal baca tiap ayat dari 1 surah 20x/20x, mksudnya misalkn dlm 1 surah ad 10 ayat maka baca ayat prtama 20x, kmudian ayat ke2 20x, dan sterusnya sampai ayat ke5, lalu ulangi baca ayat 1-5 20x skaligus, lalu lakukan hal yg sama pd ayat 6-10, dst. Insyaallah dgn ini mudah tahfiznya..
2.       Agr mudah mnyerap di hati dlm mnghafal, hati jg harus dlm keadaan brsih (bukan suci kayak hatinya para Sufi "katanya"), dn utk hal ini dgn mngerjakn kewajibn & mninggalkn larangan. (ane sarankn kurangi lihat2 lawan jenis) insyaallah akn lebih mudah..
3.       Jika lg mlakukan kgiatan yg mmungkinkan nyolok headset di kuping, prbanyak mndengarkn murattal, jd msti ganti aliran musik deh..
tinggalin smwa musik dari jnis apapun, krn tak akn mngkin mnyatu antara haq VS bathil..
dn para ulama' trdahulu tak ad yg hoby dngar musik ap lg nyanyi, hnya sbagian ulama2 (millenium) zman skarang yg mulai nyeleneh (bukanya mnyibukan diri dgn ilmu, malah nyanyi)
4.       ehh.. Iya, sbaiknya mulai dari ayt yg pendek2 aj dlu, juz amma (juz 30), dst..

Dn ingat.. Harus sering di ulang2 di wktu luang, klo ane sih sambil ngndarain motor ke kampus jg bisa di manfaatin buat ngulangi bacaan yg udah hafal, dari pd bengon dn jg buat mnahan diri supaya mata kita gak trlalu liar liat cew2 yg lagi obral kakinya.. : D

selamat mncoba, insyaallah bisa.. : )
 Andi Meteor : Jazakallahu khoiron ats saranx ya akh.! sgat bmnfaat utk dcoba dgn semangat fillah.!mg Allah mridhaiNYA. Allahumma Amin

7M Agar Anak Selalu Hidup Bersama al-Quran

Bismillahhirrohmanirrohim..

7M Agar Anak Selalu Hidup Bersama al-Quran

1. Mengenalkan.
Saat yang paling tepat mengenalkan al-Quran adalah ketika anak sudah mulai tertarik dengan buku. Sayang, banyak orangtua yang lebih suka menyimpan al-Quran di rak almari paling atas. Sesekali perlihatkanlah al-Quran kepada anak sebelum mereka mengenal buku-buku lain, apalagi buku dengan gambar-gambar yang lebih menarik. Mengenalkan al-Quran juga boleh dilakukan dengan mengenalkan terlebih dulu huruf-huruf hijaiyah; bukan mengajarinya membaca, tetapi sekadar memperlihatkannya sebelum anak mengenal A, B, C, D. Tempelkan gambar-gambar tersebut di tempat yang sering dilihat anak; lengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Dengan sering melihat, anak akan terpancing untuk bertanya lebih lanjut. Saat itulah kita boleh memperkenalkan huruf-huruf al-Quran.

2. Memperdengarkan.
Memperdengarkan ayat-ayat al-Quran boleh dilakukan secara langsung atau dengan memainkan kaset atau CD. Kalau ada teori yang mengatakan bahwa mendengarkan muzik klasik pada janin dalam kandungan akan meningkatkan kecerdasan, insyaAllah memperdengarkan al-Quran akan jauh lebih baik pengaruhnya bagi bayi. Apalagi jika ibunya yang membacanya sendiri. Ketika membaca al-Quran, suasana hati dan fikiran ibu akan menjadi lebih khusyuk dan tenang. Kondisi seperti ini akan sangat membantu perkembangan psikologi janin yang ada dalam kandungan. Ini kerana, secara teori kondisi psikologi ibu tentu akan sangat berpengaruh pada perkembangan bayi, khususnya perkembangan psikologinya. Kondisi tertekan pada ibu tentu akan berpengaruh buruk pada kandungannya. Memperdengarkan al-Quran boleh dilakukan bila-bila sahaja dan di mana sahaja; juga tidak mengenal batas usia anak. Untuk anak-anak yang belum boleh berbicara, insyaAllah lantunan ayat al-Quran itu akan terakam dalam memorinya. Jangan pelik kalau tiba-tiba si kecil lancar melafazkan surah al-Fatihah, misalnya, begitu dia boleh berbicara. Untuk anak yang lebih besar, memperdengarkan ayat-ayat al-Quran (surah-surah pendek) kepadanya terbukti memudahkan si anak menghafalkannya.

3. Menghafalkan.
Menghafalkan al-Quran boleh dimulai sejak anak lancar berbicara. Mulailah dengan surah atau ayat yang pendek atau potongan ayat (misalnya fastabiq al-khayrât, hudan li an-nâs, birr al-walidayn, dan sebagainya). Menghafal boleh dilakukan dengan cara seringkali membacakan ayat-ayat tersebut kepada anak. Jadi latihlah anak untuk menirunya. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai anak hafal di luar kepala. Masa kanak-kanak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orangtua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak. Supaya anak lebih mudah mengingat, ayat yang sedang dihafal anak boleh juga sering dibaca ketika ayah menjadi imam atau ketika naik kereta dalam perjalanan. Disamping anak tidak mudah lupa, hal itu juga sebagai usaha membiasakan diri untuk mengisi kesibukan dengan amalan yang bermanfaat.

Nabi SAW bersabda:
Demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya hafalan al-Quran itu lebih cepat lepasnya daripada seekor unta pada tambatannya. (HR al-Bukhari dan Muslim).

4. Membaca.
Siapa saja yang membaca satu huruf dari Kitab Allah maka dia akan mendapat satu kebaikan. Satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat.

Aku tidak mengatakan bahawa alif-lam-mim adalah satu huruf. Akan tetapi, alif adalah satu huruf, lam satu huruf, dan mim juga satu huruf. (HR at-Tirmidzi).

Sungguh luar biasa pahala dan kebaikan yang dijanjikan kepada siapa saja yang biasa membaca al-Quran. Bimbing dan doronglah anak agar terbiasa membaca al-Quran setiap hari walau cuma beberapa ayat. Orangtua penting memberikan contoh. Jadikanlah membaca al-Quran, terutamanya pada pagi hari usai solat subuh atau usai solat maghrib, sebagai kegiatan rutin dalam keluarga. Ajaklah anak-anak yang belum boleh membaca untuk bersama-sama mendengar abang-kakaknya yang sedang membaca al-Quran. Orangtua mempunyai kewajipan untuk mengajarkan kaedah-kaedah dan adab membaca al-Quran. Untuk boleh membaca al-Quran, termasuk mengetahui kaedah-kaedahnya, sekarang ini tidaklah sulit. Telah banyak metode yang ditawarkan untuk boleh mudah dan cepat membaca. Ada metode Iqra, Qiroati dan sebagainya. Metode-metode itu telah terbukti memudahkan ribuan anak-anak bahkan orangtua untuk mahir membaca al-Quran. Alangkah baiknya membaca al-Quran ini dilakukan secara bersama-sama oleh anak-anak di bawah bimbingan orangtua. Ketika seorang anak membaca, yang lain menyemaknya. Jika anak salah membaca, yang lain boleh membetulkan. Dengan cara itu, rumah akan selalu dipenuhi dengan bacaan al-Quran sehingga berkat.

5. Menulis.
Belajar menulis akan mempermudah anak dalam belajar membaca al-Quran. Ajarkan kepada anak kata-kata tertentu yang mempunyai makna. Dengan begitu, selain anak boleh menulis, sekaligus anak belajar bahasa Arab. Mulailah dengan kata-kata pendek. Misalnya, untuk mengenalkan tiga kata alif, ba, dan dal anak diminta menulis a, ba da (tolong tuliskan Arabnya, ya: a-ba-da) ertinya diam; ba-da-a (yang ini juga) ertinya mulai; dan sebagainya. Sesekali di rumah, cuba adakan lumba menulis ayat al-Quran. Berilah hadiah untuk anak yang paling kemas menulis. Jika anak memiliki kemampuan yang lebih dalam menulis huruf al-Quran, mereka boleh diajari lebih lanjut dengan mempelajari seni kaligrafi. Rangkaian huruf menjadi sukukata yang mengandungi erti bertujuan untuk melatih anak dalam memperkaya kosakata, di samping memberikan kesempatan bagi mereka untuk bertanya tentang setiap kata yang diucapkan serta mengembangkan cita rasa seni mereka. Jadi, tidak hanya bertujuan mengenalkan huruf al-Quran semata-mata.

6. Mengkaji.
Ajaklah anak mula mempelajari isi al-Quran. Ayah boleh memimpinnya setelah solat maghrib atau subuh. Paling tidak, seminggu sekali pelajaran sekeluarga ini dilakukan. Tajuk yang diketengahkan boleh jadi tajuk-tajuk yang ingin disampaikan berkaitan dengan perkembangan perilaku anak selama satu minggu atau beberapa hari. Kajian bersama, dengan merujuk pada satu atau dua ayat al-Quran ini, sekaligus dapat menjadi sarana tawsiyah untuk seluruh anggota keluarga. Pada waktu yang sama, tajuk yang akan dikaji boleh diserahkan kepada anak-anak. Adakalanya anak diminta untuk memimpin kajian. Orangtua boleh memberi arahan atau pembetulan jika ada hal-hal yang kurang tepat. Cara ini sekaligus untuk melatih keberanian anak menyampaikan isi al-Quran.

7. Mengamalkan dan memperjuangkan.
Al-Quran tentu bukan hanya untuk dibaca, dihafal dan dikaji. Justeru yang paling penting adalah diamalkan seluruh isinya dan diperjuangkan agar benar-benar dapat menyinari kehidupan manusia. Sampaikan kepada anak tentang kewajiban mengamalkan serta memperjuangkan al-Quran dan pahala yang akan diraihnya. InsyaAllah, hal ini akan memotivasikan anak. Kepada anak juga boleh diceritakan tentang bagaimana para Sahabat dulu yang sangat teguh berpegang pada al-Quran; ceritakan pula bagaimana mereka bersama Rasulullah sepanjang hidupnya berjuang agar al-Quran tegak dalam kehidupan.
 
by : Neesha

** Surat dari Ibu yang Terkoyak Hatinya **

Anaku….
Ini surat dari ibu yang tersayat hatinya. Linangan air mata bertetesan deras menyertai tersusunnya tulisan ini. Aku lihat engkau lelaki yang gagah lagi matang. Bacalah surat ini. Dan kau boleh merobek-robeknya setelah itu, seperti saat engkau meremukkan kalbuku sebelumnya.

Sejak dokter mengabari tentang kehamilan, aku berbahagia. Ibu-ibu sangat memahami makna ini dengan baik. Awal kegembiraan dan sekaligus perubahan psikis dan fisik. Sembilan bulan aku mengandungmu. Seluruh aktivitas aku jalani dengan susah payah karena kandunganku. Meski begitu, tidak mengurangi kebahagiaanku. Kesengsaraan yang tiada hentinya, bahkan kematian kulihat didepan mataku saat aku melahirkanmu. Jeritan tangismu meneteskan air mata kegembiraan kami.

Berikutnya, aku layaknya pelayan yang tidak pernah istirahat. Kepenatanku demi kesehatanmu. Kegelisahanku demi kebaikanmu. Harapanku hanya ingin melihat senyum sehatmu dan permintaanmu kepada Ibu untuk membuatkan sesuatu.

Masa remaja pun engkau masuki. Kejantananmu semakin terlihat, Aku pun berikhtiar untuk mencarikan gadis yang akan mendampingi hidupmu. Kemudian tibalah saat engkau menikah. Hatiku sedih atas kepergianmu, namun aku tetap bahagia lantaran engkau menempuh hidup baru.

Seiring perjalanan waktu, aku merasa engkau bukan anakku yang dulu. Hak diriku telah terlupakan. Sudah sekian lama aku tidak bersua, meski melalui telepon. Ibu tidak menuntut macam-macam. Sebulan sekali, jadikanlah ibumu ini sebagai persinggahan, meski hanya beberapa menit saja untuk melihat anakku.

Ibu sekarang sudah sangat lemah. Punggung sudah membungkuk, gemetar sering melecut tubuh dan berbagai penyakit tak bosan-bosan singgah kepadaku. Ibu semakin susah melakukan gerakan.

Anakku…
Seandainya ada yang berbuat baik kepadamu, niscaya ibu akan berterima kasih kepadanya. Sementara Ibu telah sekian lama berbuat baik kepada dirimu. Manakah balasan dan terima kasihmu pada Ibu ? Apakah engkau sudah kehabisan rasa kasihmu pada Ibu ? Ibu bertanya-tanya, dosa apa yang menyebabkan dirimu enggan melihat dan mengunjungi Ibu ? Baiklah, anggap Ibu sebagai pembantu, mana upah Ibu selama ini ?

Anakku..
Ibu hanya ingin melihatmu saja. Lain tidak. Kapan hatimu memelas dan luluh untuk wanita tua yang sudah lemah ini dan dirundung kerinduan, sekaligus duka dan kesedihan ? Ibu tidak tega untuk mengadukan kondisi ini kepada Dzat yang di atas sana. Ibu juga tidak akan menularkan kepedihan ini kepada orang lain. Sebab, ini akan menyeretmu kepada kedurhakaan. Musibah dan hukuman pun akan menimpamu di dunia ini sebelum di akhirat. Ibu tidak akan sampai hati melakukannya,

Anakku…
Walaupun bagaimanapun engkau masih buah hatiku, bunga kehidupan dan cahaya diriku…

Anakku…
Perjalanan tahun akan menumbuhkan uban di kepalamu. Dan balasan berasal dari jenis amalan yang dikerjakan. Nantinya, engkau akan menulis surat kepada keturunanmu dengan linangan air mata seperti yang Ibu alami. Di sisi Allah, kelak akan berhimpun sekian banyak orang-orang yang menggugat.

Anakku..
Takutlah engkau kepada Allah karena kedurhakaanmu kepada Ibu. Sekalah air mataku, ringankanlah beban kesedihanku. Terserahlah kepadamu jika engkau ingin merobek-robek surat ini. Ketahuilah, “Barangsiapa beramal shalih maka itu buat dirinya sendiri. Dan orang yang berbuat jelek, maka itu (juga) menjadi tanggungannya sendiri”.

Anakku…
Ingatlah saat engkau berada di perut ibu. Ingat pula saat persalinan yang sangat menegangkan. Ibu merasa dalam kondisi hidup atau mati. Darah persalinan, itulah nyawa Ibu. Ingatlah saat engkau menyusui. Ingatlah belaian sayag dan kelelahan Ibu saat engkau sakit. Ingatlah ….. Ingatlah…. Karena itu, Allah menegaskan dengan wasiat : “Wahai, Rabbku, sayangilah mereka berdua seperti mereka menyayangiku waktu aku kecil”.

Anakku…
Allah berfirman: “Dan dalam kisah-kisah mereka terdapat pelajaran bagi orang-orang berakal” [Yusuf : 111]

Pandanglah masa teladan dalam Islam, masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup, supaya engkau memperoleh potret bakti anak kepada orang tua.
 
by : Neesha

Jumat, 24 Juni 2011

Apa yang menyebabkan kamu menangis??

Pada masa kekuasaan Islam di Andalusia dulu, ada seorang pendeta yang berjalan-jalan dan mendapati seorang anak kecil sedang menangis. Pendeta tersebut bertanya kepada anak itu, “Mengapa kamu menangis?”

Sang anak menjawab,” Kakek mengajari saya cara memanah yang benar sehingga bisa mengenai sasaran. Tadi saya melepaskan busur panah sepuluh kali, sembilan mengenai sasaran dan yang satu tidak. Inilah yang menyebabkan saya sedih dan menangis.”

Pendeta tersebut kembali ke kaumnya dan berkata,
” Kalian tidak punya kekuatan untuk mengalahkan umat Islam. Mereka membiasakan anak-naka mereka untuk memiliki semangat dan tekad yang tinggi.”

Tahun demi tahun berlalu...

Ada seorang pendeta lain yang berjalan-jalan di Andalusia. Di tengah jalan ia bertemu dengan seseorang yang sedang meneteskan air mata. Sang pendeta bertanya,”Mengapa kamu menangis?”. Orang itu menjawab,
”Saya ditinggal kekasih.”
Kemudian pendeta tersebut menemui kaumnya dan berkata kepada mereka,
”Sekarang inilah kesempatan kalian untuk menyerang kaum muslimin dan mengambil kembali tanah kalian yang terampas.

Apa hikmah yang dapat kita ambil saudarku?????

Kisah Seorang Pengajar Al Qur’an

Kisah ini disampaikan oleh seorang pengajar Alqur’an al Karim di salah satu masjid di Makkah al Mukaramah. Ia berkata,”telah datang padaku seorang anak yang ingin mendaftarkan diri dalam halaqah”. Maka aku bertanya kepadanya,”Apakah engkau hafal sebagian dari Alqur’an?”. Ia berkata,”Ya”. Aku berkata kepadanya, ”Bacakan dari juz ‘amma!” Maka kemudian ia membacanya. Aku bertanya lagi ,”apakah kamu hafal surat tabaarak (al Mulk)?” Ia menjawab,”Ya”. Aku pun takjub dengan hafalannya di usia yang masih dini.

Aku bertanya kepadanya tentang surat An Nahl. Ternyata ia hafal juga, maka semakin bertambah kekagumanku atasnya.

Kemudian aku ingin mengujinya dengan surat-surat panjang, aku bertanya,”Apakah engkau hafal surat Albaqarah. Ia menjawab,”Ya”. Dan ia membaca surat tersebut tanpa salah sedikitpun. Kemudian aku berkata,”Wahai anakku, apakah kamu hafal alQur’an?” ia menjawab,”ya”.

Subhanallah, dan apa yang Allah kehendaki pasti akan terjadi! Aku memintanya untuk datang esok hari bersama dengan orang tuanya, sedangkan aku sungguh benar-benar takjub. Bagaimana mungkin bapaknya melakukan hal tersebut?!

Suatu kejutan besar ketika bapak anak tersebut hadir. Aku melihat penampilannya tidak menunjukkan orang yang komitmen kepada assunnah. Segera ia berkata kepadaku,”Saya tahu anda heran kalau saya adalah ayahnya, tapi saya akan menghilangkan rasa keheranan Anda. Sesungguhnya dibelakang anak ini ada seorang wanita yang setara dengan seribu laki-laki. Aku beritahukan kepada Anda, bahwa aku dirumah memiliki tiga anak yang semuanya hafal Alqur’an. Dan anakku yang paling kecil, gadis berusia 4 tahun, sudah hafal juz ‘amma”.

Aku kaget dan bertanya,”Bagaimana bisa seperti itu?!”

Ia mengatakan bahwa ibu mereka ketika mereka mulai biasa berbicara pada usia bayi, maka ia memulainya dengan menghafalkan alQur’an dan memotivasi mereka untuk itu. Siapa yang menghafal pertama kali, maka dialah yang berhak memilih menu untuk makan malam hari itu. Siapa yang melakukan murajdah (setor hafalan) pertama kali, dialah yang berhak memilih kemana kami akan pergi mengisi liburan mingguan. Dan siapa yang mengkhatamkan pertama kali, maka dialah yang berhak menentukan kemana kami harus mengisi liburan.

Seperti inilah istriku menciptakan suasana kompetisi (persaingan) dalam menghafal dan melakukan muraja’ah.

Ketika merenungkan dan memikirkan kisah yang penuh pelajaran ini, kami mendapati bahwa seorang wanita shalihah yang senantiasa memperhatikan kebaikan rumah tangganya, maka dialah wanita yang Nabi Sahalallahu’alaihi wassalam berwasiat pada kaum laki-laki untuk memilih sebagai pasangan hidup. Meninggalkan orientasi harta, kecantikan dan kedudukan.

Maka benarlah ketiika Rasulullah Sahalallahu’alaihi wassalam bersabda, “seorang wanita dinikahi karena empat hal, karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya dan agamanya. Maka carilah agamanya niscaya kamu beruntung.” (hadits riwayat Bukhari)

Nabi Sahalallahu’alaihi wassalam bersabda, “dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah” (hadits riwayat Muslim)

Selamat atasnya (ibu anak tersebut) yang telah menjamin masa depan anak-anaknya dengan menjadikan alQur’an sebagai pemberi syafaat kepada mereka kelak di hari kiamat.

Nabi Sahalallahu’alaihi wassalam bersabda,”Akan dikatakan kepada orang yang hafal alQur’an pada hari kiamat, bacalah dengan tartil sebagaimana engkau membacanya dalam kehidupan dunia, karena sesungguhnya tempat kembalimu dalam kehidupan akhir adalah sesuai dengan ayat yang dahulu engkau baca” (hadits riwayat Ibnu Hibban)

Maka bayangkanlah sekarang datangnya hari-hari itu, ketika ibu itu berdiri di padang mahsyar. Ia akan melihat anak-anaknya terus naik dan naik dihadapannya, dan tiba-tiba mereka berada di tempat yang paling tinggi. Kemudian dibawakan kepadanya mahkota al waqaar (kemuliaan) yang diletakkan di atas kepalanya.

Apa yang akan dilakukan anak-anak kita jika dikatakan kepada mereka,”Bacalah!”

Maka kemanakah (hafalan) mereka akan sampai?

Apakah akan diletakkan di atas kepala kita sebuah mahkota?

Jika didatangkan timbangan amal, maka berapa banyak lagu-lagu yang mereka hafalkan?

Berapa banyak gambar-gambar porno yang ada dalam HP mereka?

Berapa banyak Bluetooth dengan materi menjijikkan?

Semua ini akan menjadi modal dalam timbangan amal kedua orang tua mereka.

Rasulullah Sahalallahu’alaihi wassalam bersabda, ”Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian. Seorang pemimpin atas manusia adalah pemimpin dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan anaknya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka. Dan seorang budak adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atasnya. Ketahuilah bahwa setiap dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya”. (hadits riwayat Bukhari)

Tidaklah Allah mengaruniakan kepada kita keturunan agar kita memperbanyak orang-orang yang bermaksiat kepadaNya. Akan tetapi agar mereka bersyukur dan ingat, apakah anak kita termasuk dari kalangan mereka?

Wahai setiap ibu, wahai saudariku semua!

Mulailah dengan mendidik dan memperbaiki anak-anak kalian. Jadikanlah huruf dan ayat-ayat alQur’an sebagai pemberat timbangan amal kalian dan saksi bagi kalian pada hari perhitungan. Hari dimana alQur’an menempati tempat yang tinggi .

Tentunya risalah ini juga untuk para bapak.

Bayangkan wahai para bapak, jika anda menjadikan anak anda hafal alQur’an. Setiap kali ia membaca satu huruf, anda akan mendapatkan pahala setiap huruf yang ia baca dari alQur’an dalam hidupnya. Maka jadilah anda dengan menjaga anak anda untuk menghafalnya dengan pertolongan dari Allah subhanahu wata’ala.

Sumber : Qiblati edisi 6 tahun 6.

by : Neesha Nur Arrahman

Selasa, 21 Juni 2011

Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu dan Ubaidillah bin Jahsy

Ketika masih berada di Mekkah, umat Islam banyak mendapat tekanan dan siksaan dari kafir Quraisy sehingga Rasul menganjurkan para sahabat untuk hijrah ke Habasyah. Pada bulan Rajab tahun kelima kenabian dua belas laki-laki dan empat orang wanita memutuskan untuk pergi ke Habasyah. Mereka keluar rumah pada tengah malam.
Di antara mereka terdapat seorang wanita yang bernama Ummu Habibah (Ramlah binti Abi Sofyan) bersama suaminya, Ubaidillah bin Jahsy. Pada malam itu Ummu Habibah duduk di atas punggung unta dan menunggu suaminya yang sedang mengambil sesuatu dari dalam rumah. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh seseorang yang menarik untanya, orang itu berkata, ‘Mau kemana wahai Ummu Hbaibah?” Ummu Habibah menjawab dengan nada memelas, “ Kalian telah menyakiti dan menyiksa kami dan kami membiarkan kalian melakukan itu.” Laki-laki yang ternyata Umar itu (sebelum masuk Islam) merasa kasihan dan berkata kepada Ummu Habibah “Semoga kamu selamat.” Kemudian Umar pergi meninggalkannya sendirian.

Ketika Ubaidillah bin Jahsy datang, Ummu Habibah menceritakan kejadian yang baru saja terjadi itu, ia mengakhiri ceritanya dengan berkata, “Sungguh saya berharap Umar masuk Islam.” Mendengar ucapan ini, suamina marah-marah kepadanya dan berkata “Meski untanya bani al-Khattab masuk Islam, Umar ibnul Khattab tidak akan masuk Islam.”

Namun, ternyata Allah subhanahu wa ta’ala mempunyai keinginan lain. Belum genap waktu berjalan satu tahun, Umar masuk Islam dan berjuang bersama sahabat-sahabat lain. Sedangkan Ubaidillah bin ahsy menetap di Habasyah dan memeluk agama Nasrani hingga meninggal dunia.

Apa hikmah atau Ibroh dari kisah ini sdaraku…???